verus-ressurect

Artist               : The Strokes

Album             : Future Present Past

Label               : Cult Records

Tanggal Rilis   : 3 Juni 2016

 

 

RESSURECT

Oleh: Fikri Averous / Verus

 

Butuh waktu tiga tahun bagi The Strokes untuk kembali menunjukan pijarnya setelah album penuh terakhir mereka yang bertajuk Comedown Machine. Rilisan yang berbentuk EP ini muncul dengan formasi empat lagu yang berisikan tiga lagu original dari The Strokes dan satu lagu hasil daur ulang sang drummer, Fab moretti. Jika diibaratkan sebagai sebuah mesin waktu, maka lagu-lagu pada EP ini adalah representasi dari tiga destinasi masa yang berbeda. Dimulai dari “Drag Queen” sebagai masa depan (the future), “Oblivious” sebagai masa kini (the present), dan terkahir “Threat of Joy” sebagai masa lalu (the past).

Mewakili masa depan yang begitu gemerlap namun suram, “Drag Queen” terdengar sangat memukul dan kasar dengan intro nya yang low electrified. Permainan synth dan bassline yang disuguhkan pun mengingatkan kita akan masa-masa kejayaan alternative dance pada medio 80’an seperti yang diusung oleh New Order. Tidak ketinggalan pula sebagai “pelengkap pesta”, vocal yang woozy dari Casablancas dan solo gitar yang begitu riuh dari Nick Valensi.

Hura-hura, kesia-siaan remaja, dan pesta tiada akhir adalah sosok gambaran masa kini yang paling tepat menurut The Strokes. Hal ini dibuktikan dengan dua kalimat memikat seperti “Untamed me, it’s not my midnight yet” dan “What side are you standing on?” pada lagu mereka yang berjudul “Oblivious” (yang sekaligus merupakan representasi dari “the present”). Dengan dipenuhi permainan hi-hat yang menonjol serta gitar yang begitu licin membuat lagu yang berwarna seperti disko versi The Strokes ini seakan-akan terus bergaung di dalam telinga para pendengarnya.

Jika pada dua lagu sebelumnya The Strokes bereksperimen untuk menyuguhkan beragam musik canggih kepada para pendengarnya, maka pada lagu “Threat of Joy” lah The Strokes menunjukan jati diri mereka yang sesungguhnya. Gitar yang berjalan begitu flawless dan penuh dipadu dengan harmonisasi vokal pop tahun 60-an menjadikan lagu ini sebagai obat rindu paling mujarab bagi para fans The Strokes. Sebagai catatan tambahan, menurut saya jika kita dengar lagu ini lebih seksama, maka kita seperti mendengar lagu-lagu pop Indonesia tahun 2000-an awal yang begitu sederhana namun memliki daya pikat tersendiri.

Setelah kita diajak mengembara ke tiga masa yang berbeda, maka sampailah kita pada destinasi akhir pada EP ini, sebuah eksperimen daur ulang salah satu karya mereka oleh sang drummer, Fab Moretti. Berbeda dengan wajah aslinya, “Oblivious” hasil daur ulang ini diwarnai oleh synth yang halus namun tinggi dan layer-layer yang amat penuh, hingga membuat lagu ini filled with something dan terdengar seperti lagu bernuansa psychedelic mulus dengan semua lapisannya.

Last but not least, memang tidak bisa dipungkiri bila “Threat of Joy” mengingatkan kita kembali pada karya-karya dalam album “Is This It”. Namun bukan berarti pula kita disuguhkan suatu pengulangan yang kuno, The Strokes berhasil mengemasnya dengan selimut baru yang membuat lagu tersebut menjadi penemuan paling hebat. So, dengan eksperimen musikalitas tingkat tinggi yang disuguhkan lantas menjadikan EP ini sebagai batu loncatan bagi Casablancas?