sheilaArtist: Sheila On 7

Album: Kisah Klasik Untuk Masa Depan

Label: Sony Music Entertainment Indonesia

Tanggal Rilis: Januari 2000

Untuk Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan

Oleh: Yeremia Geoffrey

 

Dunia musik bisa dikatakan selalu dipenuhi dengan konsep tentang kehidupan yang tidak sendiri. Berada di tengah lautan manusia dan saling berinteraksi satu sama lain seakan-akan menjadi barang yang inheren untuk musik itu sendiri. Konsep tersebut kemudian berkembang menjadi 2 tema yang tidak akan pernah lekang untuk dibahas, pertemanan dan cinta. Berbagai cara pun dicoba oleh para musisi untuk mengeksploitasi tema ini, mulai dari The Beatles yang menjelajahi ranah cinta monyet melalui tembang legendaris I Want To Hold Your Hand, hingga bagaimana cara memahami cinta secara ekstrim sekaligus vulgar seperti yang disuguhkan Amy Winehouse melalui album Back To Black. Begitu pula dengan scene musik Tanah Air, beberapa pemain besar seperti Mocca bahkan sangat nyaman dengan kedua tema tersebut. Hal ini terbukti dengan meledaknya album Friends di pasaran dan menjadi salah satu benchmark bagi anak muda Indonesia dalam membuat lagu-lagu yang mendayu. Namun, apakah hanya Mocca yang bisa memberikan karya manis semacam itu? Oh tentu tidak bung! Sheila on 7 punya cara mereka sendiri untuk hal ini.

Memulai debutnya pada medio akhir milenium pertama, akhirnya pada tahun 2000 Sheila On 7 berhasil menciptakan karya kolosalnya yang berjudul “Kisah Klasik Untuk Masa Depan.” Karya indah sekaligus cengeng ini adalah bukti bahwa Sheila On 7 bukanlah band main-main dalam scene Pop Tanah Air.

Berbekal pengalaman dari album self-titled yang keluar setahun sebelumnya, pada album ini suara Duta telah mencapai titik ternyamannya, baik pengekspresian maupun penempatan emosi semua dilakukan dengan sangat baik pada tiap lagunya. Tidak hanya itu, album ini juga menjadi bukti bagaimana cerdasnya Duta dalam mengolah tema Cinta dan Pertemanan. Melalui lagu “Sephia” dan “Sebuah Kisah Klasik,” kita disuguhkan sebuah konsep mengenai orang ketiga dalam suatu hubungan yang kadang tidak diperlakukan dengan melankolia dan kesunyian yang pantas diterimanya. Sebuah konsep pengekspresian Cinta Amoral, yang sadar betul bahwa apa yang ia coba lakukan tidaklah abadi dan akan hilang.

Jika “cinta” yang derajatnya lebih tinggi dari “suka” dianggap sebagai sesuatu yang tidak abadi, maka begitu pula dengan pertemanan. Melalui “Sebuah Kisah Klasik” Duta seakan memahami bahwa relasi manusia akan terdeteriorasi sampai pada tahap hanya menjadi sebuah memori. Namun layaknya seorang relativis, ia secara paradoksikal menerima anggapan bahwa “sesuatu” itu bersifat relatif. Suatu perasaan yang hanya dapat menerima kenyataan bahwa pertemanan itu bersifat temporer.

Ada sebuah impresi menakjubkan yang melekat pada beberapa lagu di album ini, seperti pada “Sahabat Sejati” dan “Temani Aku.” Apa yang disampaikan pada kedua lagu ini sebenarnya sangatlah sederhana, sebuah pertemanan yang murni dan kehidupan yang tidak sendiri, ditemani oleh seorang (atau banyak) persona-persona yang membuat hidup seseorang lebih berwarna.

Seperti sebuah jeans biru muda yang menemani pada setiap perjalanan kita, “Kisah Klasik Untuk Masa Depan” adalah sebuah karya yang akan selalu terasa segar untuk didengar. Ia ada pada saat kita dimabuk oleh romantisme pertemanan, ia ada pada saat kita jatuh cinta dengan seorang sahabat, dan ia juga hadir saat kita mencoba bangkit dari hancurnya romantisme itu sendiri. Namun pada akhirnya, jeans tersebut akan jarang dipakai, hanya diam teronggok seperti foto pada sebuah pigura. Beberapa kali akan kita tengok dan pandangi, hingga aroma nostalgia menyeruak ke tiap-tiap nadi.

For People That like:

  • Club Eighties
  • Alexa
  • Pop Punk

This Album is For:

  • People who have this fantasy of having best friend for lyf and a soulmate

Tracks you don’t want to miss

  • Sebuah Kisah Klasik
  • Sephia