Tepat di tanggal 30 maret menjadi Hari Film Nasional. Latar belakang dari dicetuskan hari film nasional pada tanggal 30 maret 1950. Itu merupakan hari pertama pengambilan gambar film “Darah & Doa” atau “Long March of Siliwangi” yang disutradarai oleh Usmar Ismail. Film ini merupakan film pertama yang produksinya sumuanya orang indonesia. Berhubungan dengan peringatan Hari Film Nasional, UKM sinematografi UI mengajak kita untuk nonton bareng “Uang Panai” di Pusgiwa UI (Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Indonesia).

“Kita pengennya Film jaman dulu cerita cinta SMA atau Warkop DKI tapi udah sering di tv juga. Nyari sumber filmnya juga sulit. Terus gue kepikiran kemarin di tahun 2016 ada film daerah yang film box office yaitu uang panai. Ini menjadi batu loncatan untuk film daerah bisa menjadi film box office. Apalagi bahan kita tuh nggak ngeh kalau ada film yang sampai 500 ribu penonton. Selain film daerah yang box office, ini film yang menarik juga membawa unsur daerah,” kata Imam, Sinematografi UI.(30/3)

Wah, hebat banget yaa film uang panai ini menjadi film daerah yang masuk ke box office Indonesia. Produksi film orang Indonesia menjadi lebih menarik apabila mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

“Yang pertama hal menariknya film ini, pake bahasa daerah full. Nggak ada bahasa Indonesia sama sekali. Jadi kaya benar-benar bahasa Makassar. jadi pas kita nonton ada subtitlenya. Yang kedua, uang panai ini sama dengan uang mahar. Di budaya Makassar apabila ingin menikahi seorang perempuan harus punya uang panai atau uang mahar ini. Uang ini diminta oleh pihak orang tua perempuan jadi pihak laki-laki harus menyanggupi permintaan dari pihak perempuannya,” kata Imam, sebelum kita nonton film Uang Panai. (30/3)

Sineas Indonesia mulai memproduksi film-film yang bagus. Lalu, peran serta masyarakat Indonesia yang kini seharusnya mengapresiasi hasil karya cipta orang Indonesia juga. Mulai dari bangsa kita sendiri nanti akan maju ke tingkat internasional.

“Semakin tinggi apresiasi 2016 merupakan titik balik film Indonesia karena tahun 2016 film Indonesia, Warkop DKI mendapatkan 6,7 juta penonton. sebelumnya film Indonesia, Laskar Pelangi mendapatkan 3,5 juta penonton. Anak muda sekarang udah mulai aware. Yang sekarang udah nggak skeptis lagi. Karena waktu tahun 2012 masih skeptis. Sekarang anak muda udah mulai tertarik. Karena film-filmnya mulai beragam gak cinta-cintaan doang. Kayak adventure,Traveller dll,” ujar Imam, Sinematografi UI. (30/3)

Generasi Anak muda sekarang yang sudah mulai sadar dengan film-film indonesia yang bervariatif. Tularkan energi positif ke orang-orang terdekat untuk mengapresiasi film Indonesia.

“Anak muda sekarang lebih sering nonton film Indonesia di bioskop, lah ya. Itu salah satu aksi nyata yang bisa dilakukan oleh mahasiswa atau anak muda. Selain itu kita kan gak bisa ngapa-ngapain. Salah satu cara ya kita nonton film di bioskop. Itu aja sih, lebih peduli terhadap film nasional. Soalnya yang got angker sejauh ini film nasional, jauh lebih meningkat dari tahun lalu. Satu-satunya cara ya nonton di bioskop film Indonesia,” kata Imam, Sinematografi UI. (30/3).

Kini anak muda mungkin masih belum bisa berpartisipasi secara langsung terhadap produksi film nasional. Tapi nanti generasi kita yang akan menggantikan generasi sekarang yang sedang merintis film Indonesia. Jadi generasi kita juga harus mulai belajar bagaimana cara produksi film yang menarik. Jangan sampai mengalami kemunduran hanya karena tidak ada generasi yang melanjutkan produksi film Indonesia.

Maju terus Film Indonesia! Selamat Hari Film Nasional!

Penulis : Mutiara Taher