Oleh Nadya Nurlita (Reporter RTC UI, 2017)

Sabtu (22-4-2017) merupakan malam yang meriah kalau kamu datang ke acara Tonequity yang berlokasi di World Harvest Center Dome, Karawaci, Tangerang. Tonequity ini adalah konser perdana yang dipersembahkan oleh Sound of Phoenix Orchestra, yaitu sebuah concert orchestra yang berada didalam naungan Student Activity Club (SAC) Universitas Prasetiya Mulya, yang berkolaborasi dengan Svara Prasetiya (kelompok paduan suara Universitas Prasetiya Mulya) dan Ultima Sonora (Unit Kegiatan Mahasiswa di bidang kesenian). Didirikan tahun 2014 oleh dua orang mahasiswa angkatan 2013 jurusan Business di Prasetiya Mulya School of Business and Economics, Erwin Arifin dan Maria Gabriella, Sound of Phoenix ini awalnya hanya beranggotakan sepuluh orang lho. Sepuluh orang mahasiswa yang memiliki passion dibidang musik klasik ini ternyata berhasil menularkan semangat bermusik kepada mahasiswa-mahasiswa lainnya, hingga akhirnya saat ini jumlah anggota yang bergabung sebanyak tiga puluh orang dengan kemampuan bermain delapan alat musik yang berbeda. Jam terbang Sound of Phoenix juga sudah cukup menjanjikan nih, karena mereka telah sering tampil diberbagai acara, diantaranya peresmian Universitas Prasetiya Mulya, Sanskerta, Wisuda, dll. Cool!

Fyi, Tonequity ialah konser perdana Sound Of Phoenix yang untuk pertama kalinya digelar di luar lingkungan kampus Universitas Prasetiya Mulya. Mengusung tema “ETHEREAL” Evolution of Rhytm and Soul, penonton diajak untuk menikmati alunan musik dari masa ke masa: Yesterday, Today, and Tomorrow. Lagu-lagu yang dimainkan berasal dari tahun 90-an hingga lagu yang sedang hits saat ini, sukses membuat penonton merasakan evolusi musik dari setiap era, baik musik dalam negeri maupun musik internasional.

Yuk langsung lihat liputannya!

Digelar di salah satu gedung mewah di Karawaci, Tangerang, acara yang bertempat di lantai 2 World Harvest Dome Centre ini ramai dihadiri oleh banyak penonton. Disebelah kanan pintu masuk, terdapat area photobooth dengan background tulisan Tonequity yang dapat digunakan oleh penonton untuk ajang foto-foto. Setelah menunjukkan tiket masuk, setiap penonton akan diberi satu booklet yang berisi rangkuman rangkaian keseluruhan konser, diantaranya sejarah diadakannya pertunjukan Tonequity, susunan panitia, daftar lagu yang dibawakan,dll. Booklet ini penting dibaca karena bisa jadi guideline untuk kamu agar bisa lebih mengenal konser ini. Memasuki area pertunjukan, seats yang tersedia hampir semuanya terisi penuh.

Foto: Nadya Nurlita

Membawakan total 16 lagu, penampilan malam itu dibagi menjadi 2 sesi. Pada sesi pertama, dibawakan lagu-lagu nuansa era 90-an yang sukses membuat penonton throwback ke masa-masa jadul yang tak lekang oleh waktu. Lagu Warkop DKI sukses membuat penonton tersenyum-senyum, karena selain iringan musiknya yang riang, kesan suasana konser yang hangat ditambah dengan ditampilkannya visual background cuplikan scenes Warkop DKI selama lagu dinyanyikan, membuat penonton serasa bernostalgia ke masa Dono, Kasino, dan Indro berjaya. Diakhiri oleh lagu The Fab Four Medley dari The Beatles, rasanya konser di sesi pertama tak terasa telah usai, dan membuat penonton tak sabar untuk menantikan konser di sesi kedua.

Panitia mempersilahkan penonton dan pengisi acara beristirahat sejenak selama kurang lebih 25 menit. Kesempatan ini banyak digunakan oleh penonton untuk berinteraksi langsung dengan para pengisi acara, memberikan semangat untuk performa selanjutnya di sesi kedua nanti. Akhirnya break selesai, dan sesi kedua dimulai dengan dibawakannya lagu Uptown Funk. Disini penonton sudah digiring untuk memasuki era Today, karena berurutan dibawakan lagu-lagu yang hits belakangan ini seperti Love on Top-nya Beyonce, Pupus dari Dewa 19, dan Skyfall dari Adele. Tak ketinggalan, Sound of Phoenix juga membawakan tiga lagu yang dikemas dalam satu rangkaian “The Best of Coldplay”, terdiri dari Yellow, Viva La Vida, dan lagu yang dicintai sejuta umat, Fix You. Bagi kamu yang ketinggalan nonton konser nya Coldplay kemarin, “A Head Full Of Dream”, kamu pasti terhibur melihat penampilan mereka, gak kalah keren kok!

Foto: Nadya Nurlita

Penampilan malam itu ditutup dengan indah dengan lagu Can’t Stop The Feeling. Di akhir lagu, para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu sebelumnya naik ke atas panggung dan bernyanyi bersama-sama. Tak terasa, orchestra concert yang begitu memukau telah berakhir dengan ending yang pecah. How an amazing concert it was!

Sebagai bentuk apresiasi, di akhir acara digelar pemberian bunga secara bergantian oleh perwakilan Universitas Prasetiya Mulya, Bapak Farel S.V. Sinaga, S. Psi., MA. Dan Bapak Handoko kepada perwakilan panitia dan ditutup oleh sesi foto bersama diatas panggung.

Foto: www.instagram.com/tonequity

Penasaran bagaimana meriahnya orchestra concert by Sound of Phoenix tadi malam? RTC merangkum pendapat beberapa Gen muda yang nonton acaranya, disimak yuk!

Hani dan Sabrina (Universitas Prasetiya Mulya)

Alasan datang ke acara ini : “Kita suka acara musik sejenis orkestra, awalnya penasaran karena di kampus, mereka (Sound of The Phoenix) sering kasih gimmick gitu, main musik di hall, jadi orang tertarik, termasuk gue, langsung mikir ‘Wah, kayanya bagus nih buat ditonton.’ Jadi gue dateng deh.”

Kesan : “Kesan gue, bagus! Aransemennya keren banget!” (Hani)

“Iya, bagus dan nunggu banget sesi keduanya dimulai, karena dari list lagunya, lagu-lagu di sesi kedua menurut gue lebih bagus”. (Sabrina)

Harapan ke depannya untuk acara ini:

“Sering-sering diadain lagi ya kedepannya, karena acaranya bagus dan menghibur.”

Vita (Universitas Indonesia)

Alasan datang ke acara ini : “Aku datang kesini karena kebetulan diajak teman aku.”

Kesan : “Bagus, untuk ukuran ‘baru diadakan pertama kali’, acaranya melebihi ekspektasi. Kolaborasi antar semua elemen dapat bersatu padu.”

Harapan ke depannya untuk acara ini: “Aku harap acara ini bisa diadakan lagi tahun depan dan seterusnya, dengan kualitas yang lebih baik lagi. Oiya, kalau bisa lokasi venue-nya lebih accessible.”

Mario (panitia divisi Dekorasi, Universitas Prasetiya Mulya)

Berapa lama sih persiapan acara ini?

“Persiapannya sudah dimulai sejak 6 bulan yang lalu, jadi memang acara ini sudah dipersiapkan secara matang.”

Dengar-dengar ini acara pertama Sound of Phoenix yang diadakan diluar Prasmul?

“Iya, acara ini merupakan kepanitiaan pertama Tonequity. Jadi sebelumnya kami selalu tampil di acara-acara di dalam kampus, dan kami ingin membawa (Sound of Phoenix) tampil di acara yang lebih besar, dan menjadikan acara ini sebagai salah satu kepanitiaan yang besar juga di Prasmul.”

Kira-kira, apa sih suka-dukanya lo sebagai salah satu panitia Tonequity?

“Sukanya, setelah lihat dekorasinya bagus, seneng banget. Begitu juga pas denger orang (penonton) bilang bagus, jadi puas. Dukanya, di masalah ticketing mungkin, karena ini pertama kalinya kami menggelar acara, dan acaranya orkestra, jadi belum banyak peminatnya. Terus, persiapan H-3 lumayan menguras tenaga karena harus loading banyak barang, dll. Tapi overall, semua terbayarkan ketika tahu kalau penonton suka sama dekor dan acaranya!”

Harapan lo kedepannya?

“Ini kan acara perdana Sound Of Phoenix, kedepannya gue harap acaranya bisa lebih bagus, dan semakin banyak orang yang suka dengan musik orkestra.”

Sukses terus untuk Sound of Phoenix, dan sampai ketemu di pertunjukan orkestra tahun depan!