Minggu keempat di bulan April merupakan minggu yang istimewa karena diadakan wawancara langsung para Mahasiswa Berprestasi (Mapres) terpilih dari 15 fakultas di UI dalam program “Inspiring Week” di jam SKS RTC UI FM, yang akan mengupas seluk beluk dan rahasia-rahasia mapres setiap fakultas di UI yang mungkin belum diketahui oleh banyak Gen Muda. Dipandu oleh Budi dan Rahma, siaran di hari Selasa, 24 April 2017 dimulai sekitar pukul 16.00 dan pertama-tama diawali oleh Bagus, mapres dari Vokasi 2017.

Tubagus Akbar Ikhwandi, atau yang biasa dipanggil Bagus, adalah mahasiswa berprestasi program Vokasi 2017 ini berasal dari jurusan Perumahsakitan, angkatan 2015. Cowok yang sehari-harinya disibukkan oleh kegiatannya sebagai Kepala Departemen Kemahasiswaan dan Keilmuan di Himpunan Vokasi Rumpun Kesehatan ini bersemangat ketika membahas tentang LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) yang ia tulis, berjudul “Gerakan Sehat Bersama UKS”, menggagas model revitalisasi UKS untuk tingkat sekolah dasar. “Latar belakang pemilihan topik ini adalah yang pertama, syarat membuat karya tulis ilmiah harus sesuai jurusan, dan topik ini sesuai dengan jurusan saya (Perumahsakitan). Yang kedua, saya merasa tertarik mengangkat isu ini karena sebelumnya isu ini jarang dibahas.” ungkapnya. Sempat ada beberapa kesulitan yang ia hadapi dalam proses penulisan LKTI ini, salah satunya adalah sukar mencari data, karena data bagi responden anak-anak masih sulit. “Dari proses menulis LKTI ini saya belajar hal penting, yaitu saya jadi lebih mengerti kondisi pendidikan di Indonesia (sekolah dasar). Tugas pemerintah tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tapi sisi kesehatan pun harus diperhatikan.”

Cowok yang dulunya bercita-cita sebagai dokter dan insinyur ini ternyata memiliki segudang prestasi lho, diantaranya juara 1 Esai Kritis Olimpiade Ilmiah Vokasi Nasional, juara III debat Bahasa Indonesia Olimpiade Ilmiah Vokasi Nasional, menjuarai lomba Esai Simposium Kesehatan Islam, dll. Bagus memberikan beberapa tips bagi Gen Muda agar tetap bisa produktif di tengah padatnya kesibukan yang ada, “Untuk mahasiswa, sebisa mungkin hindari deadline agar tidak begadang dan baik untuk kesehatan. Mengatur waktu dengan cara berkomitmen dengan diri sendiri, dan disiplin,” ujarnya.

Dukungan dari orangtua sangatlah berperan penting bagi cowok yang memiliki hobi menggambar karakter komik ini. Ia berpesan, sebagai mahasiswa, kamu bisa turut andil dalam merubah kondisi pendidikan di Indonesia. “Sebagai mahasiswa, salah satunya kamu bisa lebih aware terhadap sesama, bisa dimulai dengan mengikuti gerakan-gerakan mengajar yang banyak diadakan di UI, karena ‘tugas mendidik adalah tugas semua yang terdidik’. Lalu jangan lupa untuk belajar sepenuh hati, dan banggain orang tua.” pesannya. Terakhir, cowok yang memimpikan dapat melanjutkan pendidikannya di Jepang ini memberikan tips bagi para Gen Muda yang ingin mengikuti jejaknya menjadi seorang Mahasiswa Berpretasi, “Tetap semangat, jangan mudah menyerah, dan terus berkomitmen pada target yang sudah kamu tetapkan. Yakini dirimu akan tujuan kenapa kamu disini.” tutupnya.

Selanjutnya, ada Asti Shafira atau yang akrab disapa Asti, mahasiswa berprestasi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2017, jurusan Gizi 2014. Cewe berkerudung yang sedang disibukkan oleh kegiatannya di MUN UI ini dulunya aktif berorganisasi di BEM FKM UI, dari mulai menjadi Staff hingga menjabat sebagai Kepala Departemen Pendidikan dan Keilmuan. Asti sangat berbinar ketika menjelaskan tentang KTI yang ditulisnya di ajang pemilihan Mapres UI 2017, berjudul Food Sharing Revolution sebagai Inovasi Reduksi Sampah Makanan Berbasis Partisipasi Masyarakat di Jakarta. Intinya, food waste atau makanan berlebih berinovasi sebagai food sharing atau berbagi makanan yang bersistem. Latar belakang munculnya topik ini sebagai KTI yang ia ajukan karena Asti melihat banyaknya makanan berlebih yang ada di sektor produksi, sektor ritel, distribusi, maupun rumah tangga. Ironisnya, ditengah-tengah fenomena banyaknya makanan berlebih yang seringnya langsung dibuang ke tempat sampah begitu saja, masih ada fakta mengejutkan yaitu 1 dari 6 orang di Indonesia menderita kelaparan. Menggunakan sistem food redistribution, Asti mengagas ide mencegah makanan yang sebenernya masih layak makan untuk dibuang, agar dapat dikonsumsi oleh ke orang-orang yang kelaparan. Food sharing ini melibatkan dua aspek didalamnya, meliputi unsur teknologi dengan menggunakan aplikasi smartphone dan unsur partisipasi masyarakat dengan menjalankan bank makanan yang terintegrasi ke komunitas masyarakat seperti PKK dan dasawisma. Keren kan?

“Menurutku, KTI yang kutulis ini memiliki beberapa keunggulan, contohnya isu yang aku angkat ini adalah real dan saat ini cukup mengkhawatirkan terjadi di tengah-tengah masyarakat, ketika banyak makanan berlebih yang terlanjur dibuang padahal masih bisa dimanfaatkan jika diolah dengan baik. Selain itu, topik yang aku usung masih baru dan layak untuk diperhitungkan, karena sebelumnya program food sharing dan bank makanan blm ada di Indonesia, sistemnya sustainable dan memiliki berbagai manfaat multisektor. KTI ini ternyata menarik perhatian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan dalam waktu dekat rencananya akan dibicarakan lebih lanjut, dan semoga dapat diimplementasikan dengan menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait.” kata Asti. Wiih, good job!

Gadis yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di University College London dengan mengambil konsentrasi di bidang Public Policy ini pun berbagi tips bagi Gen Muda agar bisa sukses di ajang pemilihan Mapres UI, “Persiapkan CV dari sekarang karena penilaian terhadap CV cukup signifikan di kompetisi ini, dan usahakan ikuti lomba atau kegiatan yang sebidang dengan (jurusan) kalian. Untuk penulisan KTI yang baik harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari, 3-4 bulan sebelum compete di mapres UI, juga harus sering melatih bahasa inggris dan speech yg baik.” Pantas saja cewek yang hobi memasak ini berhasil masuk 4 besar Mapres UI dan menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama untuk Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK). Terakhir, Asti memberi semangat kepada para Gen Muda agar terus bersemangat dan percaya bahwa nothing is impossible, “Jangan pernah takut menggapai mimpi, jangan terkungkung dengan stigma yang ada, improving yourself ke tahap-tahap yang lebih baik lagi.”

Terakhir, ada Nikita Wachdi atau biasa dipanggil Niki, Mahasiswa Berprestasi 2017 dari Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) angkatan 2014. Dibalik tubuh mungilnya, ternyata Niki aktif mengikuti berbagai macam organisasi seperti Ilmu caring atau tulus melayani kebutuhan manusia itu sendiri, UI Achievement Community (UIAC), Forum Pengkajian dan Pengamalan Islam Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FPPI FIK UI), Greenpeace Youth Indonesia, dan beberapa organisasi volunteer lainnya. Niki menjelaskan tentang konsep KTI yang ditulisnya, mengenai pencegahan narkoba. Pemilihan topik ini didasarkan dengan oleh tema KTI Mapres UI 2017: Meningkatkan Daya Saing Bangsa Dengan Mengingkatkan Karakter, dan Niki yakin jika pencegahan narkoba itu lebih baik dilakukan sejak dini (remaja) daripada mengobati.

Beberapa hambatan muncul dalam proses penulisan KTI-nya, contohnya ketika ia harus merubah topik yang telah disiapkannya dalam waktu H-1 minggu pengumpulan KTI. Dalam proses penulisan Niki juga harus bersabar ketika mendapatkan dosen pembimbing yang menurutnya kurang cocok, namun itu semua bisa dihadapi dengan bantuan dan dukungan 2 orang sahabat dari FK dan FIK, hingga Niki mendapatkan predikat ‘Karya Tulis Kedua Terbaik’. Gadis berkerudung ini menyebutkan beberapa keunggulan dari KTI yang ditulisnya, “KTI yang aku tulis ini memikiki keunggulan karena ditulis menggunakan rujukan literatur review, dan proses penulisannya melibatkan bantuan dari berbagai pihak seperti dosen anak, dosen keperawatan terkait narkoba, beberapa komunitas, dll.”

Niki juga memiliki segudang prestasi, antara lain Juara III International Speech di RIK dan finalis Abang None Buku Jakarta Pusat 2016. Gadis yang ingin melanjutkan pendidikan S2-nya sebagai perawat atau mengambil konsentrasi Public Health, di University College London, Inggris ini memberi semangat pada Gen Muda yang ingin berkompetisi juga di ajang Mahasiswa Berprestasi, “Siapapun bisa jadi mapres asalkan jangan malas dan semangat terus. Untuk angkatan 2016, ikuti lomba-lomba yang sesuai dengan minat kamu, penuhi CV, siapkan karya tulis dan terus latih presentasimu.”