naif

Artist: NAIF

Album: NAIF

Label: Bulletin Records

Tanggal Rilis: Maret 1998

Sebuah Tanda Sayang

Oleh: Cinthia Ayu Claudina

Mungkin butuh jutaan kata untuk dapat menggambarkan album ini secara sempurna. Walaupun sebuah debut self-titled seringkali menjadi album yang seakan-akan tidak pernah ada dalam karir banyak musisi, namun album ini adalah langkah pertama NAIF yang begitu kuat dalam ranah musik tanah air; begitu segar sekaligus familiar di saat yang sama. Dan meski album ini keluar ketika saya masih belum bisa berjalan, gaungnya masih terdengar sampai ketika saya pertama kali masuk sekolah, dan bahkan sampai saat ini. A true classic, indeed.

 

Satu hal yang paling menonjol dari album ini adalah betapa konsistennya David, dkk dalam menggarap semua track-nya. Idealisme yang dijunjung tinggi (setidaknya sampai dua album berikutnya, yang bisa dikatakan sebagai holy trinity dari NAIF) sangatlah kental dalam album ini. Influens dari berbagai era pun menjadikan album ini begitu solid, mulai dari track yang formulanya dicomot dari semua lagu yang keluar di tahun 60an seperti “Mobil Balap” dan “Piknik ’72,” inspirasi dari air mata Thom Yorke yang terdengar di “Jauh,” sampai track-track ajaib seperti “Sekali Layar” yang amplitudonya begitu menyenangkan. Meskipun demikian, NAIF memiliki sound tersendiri yang begitu khas, entah dikarenakan oleh vokal seorang David, atau ritme yang dibawakan Pepeng, atau sentuhan synth dari eks-member Chandra. Apapun itu, signature style adalah suatu hal yang pada umumnya membutuhkan banyak trial dan error. Namun demikian, bagi NAIF itu semua dapat dibentuk hanya melalui satu album saja.