W3.CSS Template

Mengenal ‘Anxious Attachment’ dan Cara Mengatasinya: Saat Kamu Dihantui Rasa Insecure dan Takut Ditinggal Pacar

Gen Muda pernah nggak sih, merasa cemas dengan hubungan kalian? Mungkin kalian merasakan perbedaan sikap pada pasangan, bahkan sampai jadi merasa jauh dan dihantui oleh prasangka buruk.

"Nggak chat-an tiap hari, kenapa?"

"Takut ada yang ditutupi."

Jika kamu sering berpikir seperti ini, ternyata bukan masalah sepele. Ada kemungkinan kamu mengalami anxious attachment yang terbentuk sejak kecil loh, Gen Muda. Apa sih itu sebenarnya?

Attachment style theory pertama kali digagas pada tahun 1937 oleh John Bowbly. Teori ini mengacu pada hubungan emosional yang sangat kuat antara dua orang yang berusaha keras untuk melanjutkan hubungannya. Menariknya, teori ini juga sangat menegaskan pentingnya pola asuh dan kehadiran figur orang tua di hidup seorang anak. Ketika hubungan emosional orang tua dan anak tidak dapat dijalin dengan baik ataupun kurangnya ekspresi akan rasa sayang, sifat cemas, bingung, dan takut dapat berkembang pada seorang anak, bahkan hingga dewasa ketika sudah berpasangan. Ini juga dapat membentuk perilaku yang sekarang sering kita sebut "needy" dan "clingy" nih, Gen Muda.

Jika kamu merasa hal ini relate dengan dirimu, berikut beberapa tips untuk mengatasi anxious attachment nih!

1. Memahami diri sendiri dan meningkatkan self-esteem

Tentunya, setelah membaca ini, kamu dapat merefleksi diri dan memahami penyebab anxious attachment yang kamu alami. Meningkatkan self-esteem dan menjadi percaya diri adalah salah satu cara untuk mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan ini.

2. Komunikasikan anxious attachment-mu dengan pasanganmu

Agar dapat menjalin hubungan yang baik dan sehat, tentu kamu harus aktif berkomunikasi dengan pasangan, termasuk dengan kondisi anxious attachment. Hal ini dilakukan agar pasangan Gen Muda mengerti kekhawatiran kalian dan dapat memberikan dukungan yang kalian butuhkan. Pasangan yang suportif dan pengertian sangat penting untuk kalian yang mengalami anxious attachment.

3. Konsultasi dengan profesional

Selain itu, jika kamu ada waktu dan kesempatan, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dengan profesional dan berkonsultasi.

Semangat terus ya, Gen Muda! Kita semua pasti mengalami proses yang membutuhkan waktu. Semoga kalian dapat segera mengendalikan perasaan insecure dan membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang terdekat.

Content by: Velma Widhi

Source: magdalene.co, satupersen.net, dan verywellmind.com