W3.CSS Template

Rusia vs Ukraina apa dampak untuk masyarakat global?

Pada hari Kamis, 24 Februari 2022 Presiden Rusia Vladimir Putin membuat pernyataan operasi militer untuk membela separatis yang ingin memisahkan diri dari Ukraina. Seiring dengan pernyataan operasi militer tersebut, terdapat ledakan terus menerus di dekat ibukota Kyiv Ukraina. Sementara itu, pada hari sebelumnya Ukraina sudah memberikan status darurat nasional dikarenakan sudah mendapatkan info terkait invasi yang akan dilakukan oleh Rusia melalui negara barat. Akibat dari mulainya operasi militer ini, Rusia banyak mendapatkan sanksi ekonomi dari negara lain, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. Sanksi yang diberikan bisa sangat berdampak kepada Rusia. Namun, peperangan ini juga akan memiliki dampak global mengingat Rusia merupakan negara besar dengan pengaruh ekonomi yang tinggi.

Dampak global yang dirasakan pertama kali adalah pada sektor ekonomi. Pasar saham langsung anjlok. Selain itu, banyak investor yang mengalihkan investasinya ke aset yang lebih aman menyebabkan harga emas mengalami kenaikan tertinggi dari 2020. Harga minyak dunia juga mengalami kenaikan sebesar 5,61%. Harga komoditas lain seperti batu bara dan CPO juga mengalami lonjakan.

Bagaimana dengan dampaknya untuk perekonomian Indonesia? Menurut tim riset ekonomi Bank Mandiri, rupiah dapat terus bergerak seperti fundamentalnya. Mungkin dampak yang akan cukup berat dirasakan adalah akibat dari kenaikan inflasi yang lebih tinggi 2,5% akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak dan listrik akibat situasi ini. Indonesia masih bisa cukup bertahan dalam kondisi ini karena Indonesia memiliki ekspor yang kemungkinan meningkat akibat kenaikan harga energi dan komoditasnya.

Sementara itu, per tanggal 26 Februari 2022, Ukraina melalui juru bicara Presidennya sudah siap melakukan pembicaraan dengan Rusia terkait gencatan senjata. Tentunya di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum membaik, banyak pihak yang mengharapkan perdamaian bagi kedua negara ini karena masyarakat global masih harus bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan pandemi.

Content by AR Rasyid Farhandha Putra

Source : CNBC Indonesia