Sabtu, 4 November 2017 yang lalu reporter RTC UI berkesempatan untuk menghadiri acara The 14th Justice, Art, Music on Stage (JAMS) yang diselenggarakan oleh Badan Otonom Pers, Fotografi, Film dan Musik Mahasiswa (PERFILMA) Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Acara yang dipersiapkan selama ­± 8 bulan ini mengambil tempat di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.  JAMS terbuka bagi siapa saja yang tentunya setelah membeli tiket terlebih dahulu. Bagaimana sih acara JAMS tahun ini?

Tahun ini JAMS mengangkat tema “Justice Towards the Disabled”. Project Officer The 14th JAMS, Jasmine Sephira, mengatakan tema tersebut dipilih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait masalah yang dialami oleh para penyandang disabilitas.

“Salah satu alasan kita memilih tema berbeda untuk tahun ini karena lebih sosial dan mudah untuk dibawakan ke masyarakat. Kita mau menunjukkan ke orang-orang kalau beginilah anak-anak ini (penyandang disabilitas), they can do more dari yang kita kira dan pikirkan.” Jelas Jasmine kepada reporter RTC UI.

Jasmine juga menjelaskan tentang tagline mereka yaitu “Freedom is a State of Mind”. Tagline ini  bermakna himbauan pada masyarakat untuk berpikir lebih terbuka terhadap teman-teman kita yang memiliki kekurangan tersebut, dengan tidak berpandangan atau menaruh stigma yang buruk pada mereka, dan semua hal tersebut dimulai dari cara berpikir kita terhadap hal itu sendiri.

Acara utama dari JAMS adalah penampilan musik, art exhibition, dan bazaar makanan yang berlangsung di Komunitas Salihara.  Menurut Jasmine, antusiame penonton khususnya mahasiswa UI sendiri, lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena mereka menyukai guest star yang dihadirkan oleh JAMS tahun ini.

Panggung JAMS dibuka pada jam 2 siang dengan penampilan Monte Carlo, pemenang ketiga dari kompetisi band yang diadakan oleh JAMS sebelum acara utama berlangsung. Lalu disusul dengan penampilan pemenang kedua, The Cleantones. Menjelang sore, L’Alphalpha naik ke atas panggung membawakan beberapa buah lagu, salah satunya adalah “Pulang, Kembali”. Setelah itu ada pemenang pertama dari kompetisi band, Sendjagurau.

Selain sejumlah band tersebut, ada juga penampilan spesial dari band yang beranggotakan penyandang autisme loh, Gen Muda. Mereka adalah The Spe.ed.ester 3, penyandang autisme ini berasal dari Yayasan Bina Abyakta. Para penonton juga bisa melihat hasil karya teman-teman dari Yayasan Bina Abyakta berupa gambar dan lukisan pada art exhibition yang terletak di luar venue utama. Sebelum melangsungkan acara utama, JAMS memang memiliki dua pre-events yaitu melakukan kunjungan sosial ke Yayasan Bina Abyakta dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas dengan melakukan Car Free Day.

Semakin malam acara pun berlangsung semakin seru. Penampilan The Trees & The Wild berhasil membuat penonton memejamkan mata dan menganggukan kepala mereka untuk menikmati alunan musik. Setelah itu, ada penampilan band beraliran musik alternatif, Dried Cassava yang membawakan sejumlah lagu populer mereka seperti “Free Fall”, “Manusia Beruang”, “Paradox”, dan lainnya. Lalu, penonton dibuat bergoyang bersama dengan penampilan Diskoria Selekta yang memberikan sajian musik disko Indonesia. Setelah lelah bergoyang, penonton kembali diajak bersantai dengan penampilan dari band SORE. Lagu “Setengah Lima” yang dibawakan oleh SORE pada jam 11 malam itu menjadi penutup ciamik dari acara The 14th JAMS.

Ditulis Oleh     : Ghina Nabilah Mizanina dan Mentari Andini

Foto Oleh        : Ghina Nabilah Mizanina