Mengenal Paylater sebagai Salah Satu Kunci Perilaku Impulsif

Halo, Gen Muda! Bagaimana kabarnya? Beberapa waktu belakangan, paylater kembali menjadi trending topic di beberapa media berita. Ini dipicu oleh minat masyarakat Indonesia terhadap belanja online naik di rentang 32 juta orang sejak tahun 2021. Peningkatan ini terjadi secara drastis karena di tahun 2020, jumlah masyarakat yang berbelanja di e-commerce hanya berkisar 17 juta. Hal inilah yang kemudian membuat beberapa platform belanja online meningkatkan fitur pembayaran digital dalam bentuk kredit, seperti paylater.

Paylater merupakan layanan yang memberi kemudahan bagi pembeli terutama dalam hal pembayaran. Nantinya, mereka dapat membeli barang tanpa membayar di hari yang sama. Pembeli dapat membayar dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam beberapa minggu atau bulan. Kemunculan fitur ini pada akhirnya mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian barang secara impulsif atau berlebihan.

Perilaku impulsif tentu dapat menjadi salah satu aspek terganggunya keuangan seseorang. Mereka yang cenderung bersikap impulsif lebih rentan menggunakan layanan paylater secara berlebihan tanpa mempertimbangkan apakah mereka dapat membayar kembali pinjaman tersebut. Ini dapat mengarah pada utang yang semakin bertambah dan kesulitan keuangan.

Penting untuk memahami dan mengendalikan perilaku impulsif dalam menggunakan paylater. Untuk itu, setiap pengguna perlu menanamkan beberapa sikap, seperti: